Dulu sempat juga terpikir tuk
masuk ke UNM jurusan psikologi. Karena dapat beasiswa dari PT. Bosowa setelah
mampu masuk 5 besar psikotes di SMA tempat kami sekolah. Cuma syaratnya
harus bisa lolos tes masuk UNM. Tapi semuanya pun ana mentahkan, karena ana
pikir kalaupun aku lulus tes dan dapat beasiswa tapi khan masih butuh sewa kos,
biaya makan dan lain lainnya. Akhirnya ana pun harus mengubur dalam-dalam angan
angan masuk kampus favorite.
Akhirnya ada salah seorang teman yang
ajak coba-coba tes daftar disalah satu sekolah tinggi disalah satu sudut kota
makassar tepatnya di daerah Antang. Ana pun memutuskan untuk mencoba mendaftar
di sekolah tersebut. Salah satu motivasi terbesarnya adalah karena sekolahnya
gratis beasiswa full. Itupun kalau mampu lulus dalam tes uji masuk yang
pesertanya cukup banyak dari berbagai propinsi di Indonesia.
Pokoknya kuliah aja dulu dimana
pun tempatnya karena gengsilah kalau lulus SMA ngga kuliah. Apalagi mumpung
beasiswa penuh, pas banget dengan gaya kami orang kampung, mau kualitas
selangit, tapi modal tipis. Slogan ini sebenarnya adalah pengecualian bagi
orang-orang tertentu aja, karena slogan yang betul dan harus dicamkan baik-baik
oleh siapapun adalah Ada Kualitas Ada Harga. Jangan terlalu berekspektasi
hasil yang tinggi dengan daya dan upaya setengah-setengah. Jangan mimpi mendapatkan yang The Best Choice (pilihan terbaik), kalau anda sendiri adalah The Bad Alternatif (pilihan alternatif/cadangan terburuk).
Pada saat min 1 hari H, kami
berdua pun berangkat menuju ke kampus tersebut. Ternyata letak kampus ini cukup
jauh masuk ke dalam pelosok. Dari tempat pemberhentian mobil perumnas, harus ngojek
lagi sekitar 2 KM tuk sampai ke kampus. Ana sangat seringgg sekali jalan kaki
dari tempat pemberhentian mobil menuju ke kampus. Yah namanya juga anak kuliah,
mau naik ojek ongkos 5 ribu rupiah.. waow, mikir-mikir dulu 3 kali, buat makan aja susah. 5 ribu itu dulu bisa dapat 2 porsi pisang ijo. Cukup buat makan seharilah. Yah, dicukup-cukupilah.
Ooo.. iyya, kampus ini khusus
ikhwan aja, there are no akhwat. Dan rupanya bahasa aktif percakapan anak-anak kampus
ternyata 99% pakai bahasa arab. Kesan pertamanya, waow.. surprised banget
bercampur nganga tercengang, karena tidak paham apa yang dibilang. Maklumlah
anak lulusan SMA, jangankan tahu bahasa arab, baca Al-Qur’an aja masih atu’-atu’.
Na’am, laa dan afwan aja belum paham.
Hari H saat ujian tes masuk pun
tiba, yang ikut kalau ngga salah ada sekitar 120 an orang, yang diterima hanya
sekitar 30 an orang. Peserta tes banyak juga yang dari background SMA, tapi
yang paling banyak dari pesantren. Seperti Pesantren Hidayatullah Balikpapan. yang
pasti mayoritas berasal dari Sulawesi. Selebihnya ada dari Jawa, Ambon, Flores,
NTB, Lombok, Kalimantan, Sumatera, bahkan dari Aceh.
Nah, beberapa hari setelah tes,
akhirnya keluar jugalah Pengumuman lulus. Dan usut punya usut ternyata
alhamdulillah nama ana ada dalam list calon mahasiswa yang lulus tes. Tapi teman
yang ngajak ana ternyata nggak berhasil lulus, kasian de lo bro. Ana juga agak heran heran gimana
gitu, kok bisa lulus padahal saingan dari pesantren cukup banyak dan pastinya
dasar-dasar agama dan bahasa arab mereka sudah diatas standar. Dan dalam item subjek
pengetesan, diantaranya : Matematika, Bahasa Inggris, Psikologi tes, Bahasa
Arab. Ana sangat yakin chaos di Ujian Bahasa Arab, tapi pada subjek Matematika,
Bahasa Inggris, Psikologi tes, ana cukup yakin dan optimis dapat nilai full
score.
Sekedar informasi dalam satu
kelas yang lulus, ada 4 orang hafidz Al-Qur’an mutqin (expert). Salah satunya
ada yang dari Aceh, beliau hafidzahullah sudah hafidz sejak kecil sekitar umur
7 tahun. masyaAllah belau itu mutqin banget hafalannya. Beliau
adalah teman sekaligus guru ana juga sebenarnya. Kepada beliaulah ana bertanya dan mengulangi
materi pelajaran yang tidak nyangkut di kepalaku saat belajar di kelas. Maklumlah
dalam kelas bahasa pengantarnya 100% in arabic. Kita yang dari SMA hanya bisa
duduk, dengar, diam, pasrah. Nanti kalau pulang ke Sakan (asrama) baru nanya
balik ke teman ana itu yang Hafidz. Beliau ana panggil “Pak Cik” karena logat
mereka 99% logat melayu, logatnya upin ipin gitu.
Dosen kami 90% Alumni Madinah. Selebihnya
Alumni Ummul Qura’, Cairo, Malaysia, Pakistan.
Bahkan pada mata kuliah siroh/sejarah islam pada semester 3 kami pernah diajar langsung oleh
Ustadznya para artis yang viral banget di Youtube, banyak artis yang insyaf berubah total 180° mengenal Sunnah dengan benar karena da'wah beliau hafidzahullah, seperti Dude, Primus, Tengku Wisnhu. Wajah beliau asli orang arab, beliau
paling populer dengan bahasan materi sirah/sejarah Islam. Beliau adalah Syaikh
DR. Khalid Bazalamah. Dengan perawakan tinggi, besar, putih berjenggot, suara
yang tinggi dan tegas, betul-betul mirip Mujahid panglima perang. Pokoknya kalau
beliau yang ngajar kita semua pada terperangah, apalagi yang dibahas materi sirah/sejarah peperangan para sahabat dan pembukaan Mesir oleh Thoriq bin Ziyad.. waow!! How a amazing lecture he is !!
Dan Alhamdulillah, ana di
semester pertama sudah lumayan fasih bahasa arabnya. Bahkan kadang ana kalau
mimpi atau ngigaunya pakai bahasa arab.. hehehe !!
Dari sinilah ana mulai Cinta dengan Bahasa Arab.to be continued... !! don't miss it !!
sensasi ujian zaman old vs ujian zaman now
Keren memotivasi banget
ReplyDelete